Blogger Tips and Tricks

Jumat, 13 September 2013

Tentang Kata: Pengertian, Makna, Bentuk, penggunaan Kamus



I.       Pengertian Kata
Pengertian Kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti, namun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
Kata juga dapat diartikan sebagai sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti. Kata merupakan satuan terkecil yang dapat dinyatakan dalam bentuk bebas.

II.          Makna Kata
Makna kata (Semantik) memiliki pengertian yang sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengatakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan maupun kalimat.
A.    Jenis Makna Kata
1.      Makna Leksikal adalah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata lainnya dalam sebuah struktur.
                  Contoh : rumah, makan
2.      Makna Gramatikal adalah makna batu yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).
                  Contoh : Berumah, makanan
3.  Makna Idiomatik : makna kata yang tidak mengandung makna leksikal dan gramatikal tapi mengandung makna denotasi dan konotasi
Contoh dari idiom adalah bentuk membanting tulang dengan makna ’bekerja keras’, meja hijau dengan makna ’pengadilan’.

B.     Relasi Makna
Relasi Makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain. Macam-macam relasi makna : 
1.   Sinonim : Kesamaan makna.  
Contoh : benar = betul 
2.   Antonim : Kebalikan Makna (Lawan Kata)
Contoh : hidup x mati
3.   Polisemi : mempunyai makna lebih dari satu 
Contoh : kata kepala : 1. kepala adalah bagian tubuh bagian atas
                                    2. kepala yang menyatakan pimpinan
4.   Homonim : bentuk tulisan, cara baca sama, tapi maknanya beda
Contoh : Diah bisa1 terkena bisa2 ular itu. 
Bisa 1 bermakna dapat
Bisa 2 bermakna racun
5.   Homofon : mempunyai kesamaan bunyi, tapi bentuk ejaannya dan makna yang berbeda.
Contoh : Bang = sebutan orang laki – laki
               Bank = tempat penyimpanan dan pengkreditan uang
6.   Homograf : memiliki ejaan yang sama, tetapi ucapan dan makna beda
Contoh : Apel : buah
               Apel  : rapat, pertemuan
7.   Hiponim : kata yang masih umum
Contoh : buah apel
8.   Hipernim :   kata yang khusus
Contoh : buah apel merah 

C.     Perubahan Makna
1.      Perluasan (generalisasi) : perubahan makna dari yang khusus menjadi yang lebih umum.
Contoh : Bapak = panggilan untuk orang laki-laki yang lebih tua
2.      Penyempitan (Spesalisasi) : perubahan makna dari yang umum menjadi yang lebih khusus
Contoh : Sarjana = lulusan perguruan tinggi
3.      Peninggian Makna (Ameliorasi) : perubahan makna menjadi makna yang leih tinggi atau halus
Contoh : Putra : kedudukannya  lebih tinggi dari anak 
4.      Penurunan makna (Peyorasi) : perubahan makna menjadi yang lebih rendah atau kasar 
Contoh : Bini : panggilan yang lebih rendah dari istri
5.      Persamaan (Asosiasi) : perubahan makna akibat persamaan makna lama dengan makna yang baru
Contoh : Bunga = gadis yang cantik
               Amplop = uang sogok
6.      Pertukaran (Sinestesia) : perubahan makna karena pertukaran tanggapan dua indra sekaligus
Contoh : Wajahnya manis sekali. Wajahnya : indra pengelihatan
                                                      Manis sekali : indra pengecap  
  
III.    Diksi (Pemilihan Kata)
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan – ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.
Diksi syarat-syarat untuk menghasilkan cerita yang menarik, sebagai berikut :
a.       Ketetapan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan
b.      Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
c.       Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.

IV.       Macam-macam dan Penggunaan Kamus
Penggunaan Kamus diantaranya digunakan untuk :
2.      Memberikan informasi mengenai makna kata, ejaan dan ucapan
3.      memberikan informasi tentang penggunaan baca formal dan non-formal, ungkapan kata asing yang ada kesamaan dengan bahasa Indonesia, kata ganti diri, singkatan dan obsesi.

Macam Kamus :
(1)   Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kedu. 1993. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. XXXIII, 1277 halaman; 26 cm
Sehubungan dengan paparan sekilas tentang kamus umum, pengajar sudah dapat memberikan gambaran tentang kosakata yang dicakup dalam kamus umum.
Contoh :
(2)   Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum. 1994. Oleh Salinan dan Sudarsono. Jakarta: Rineka Cipta. VI. 283 halaman; 21 cm.
Kamus ini telah memuat bidang pendidikan dan pengajaran. Berkaitan dengan itu, penulis kamus ini telah menyajikan istilah-istilah yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran dan umum. Istilah-istilah yang tersaji itu disusun dengan system alfabetis yang didefinisikan secarasingkat dan padat. Selain itu, istilah yang tercangkup dalam kamus ini terdiri atas singkatan, akronim, dan kata yang berkaitan dengan bahasa daerah, Indonesia, dan asing.
Kamus pendidikan pengajaran dan umum kita pakai sebagai rujukan apaila siswa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah pendidikan pengajaran dan umum. Hal ini jangan sampai terjadi masalah pendidikan kita kaitkan dengan masalah umum.
(3)   Kamus Antologi. 1985. Ariyono Suyono dan Aminuddin Siregar. Jakarta: Akademika Presindo. VI, 454 halaman; 21 cm
Kamus yang terdiri dari 3200 entri istilah ini cangkupannya cukup luas yakni, pertanian, agama, sejarah dan politik. Beberapa tokoh antropologi juga termuat dalam buku ini. Istilah yang digunakan meliputi berbagai bahasa dari beragama golongan etnis. Di samping itu, tokoh-tokoh seperti tokoh antropologi, tokoh politik, dan tokoh sejarahjuga terdapat dalam kamus ini. Kamus ini disusun berdasarkan kata demi kata, sedangkan istilah yang berasal dari bahasa inggris atau bahasa asing lainnya diletakkan dalam tanda kurung. 
(4)   Kamus Istilah Sastra. 1990. Panuti Sudjiman. Jakarta: UI Prees. XIII. 94 halaman; 23 cm.
Istilah yang terhimpun lebih kurang 1000 entri istilah dalam pengkajian prosa, puisi, drama, teori, sejarah, dan kritik sastra. Dalam hal drama, istilah yang berkenaan dengan pementasan tidak disertakan. Beberpa istilah Filologi tercakup dalam kamus ini dengan pertimbangan bahwa filologi ditampilkan dengan sastra lama. Sejumlah istilah linguistik yang relevan juga dimuat. Istilah yang ditampilkan dalam urutan abjad. Jika sebuah istilah memiliki sinonim, batasan atau uraian singkat mengikuti istilah yang memiliki sinonim, batasan menurut abjad muncul lebih dahulu. Sinonim dan antonim jika dianggap perlu, dicatat untuk memudahkan rujuk silang, misalnya, aliterasi, dan uraian.  
(5)   Kamus Pariwisata dan Perhotelan. 1992. Kodhyat dan Ramini. Jakarta: Grasindo. XI, 145 halaman; 21 cm
Kamus ini memuat istilah dari singkatan yang digunakan dalam dunia parawisata dan perhotelan berisi lebih kurang 1.500 entri disusun dengan system alphabet dan tiap-tiap entri diberi makna singkat dan padat serta apabila ada padanannya dalam bahasa Indonesia, diletakkan dalam kurung. Kamus ini diperuntukkan bagi siswa SMP, siswa SMEA jurusan perjalanan wisata, mahasiswa akademi perhotelan, dan orang yang berkecimpung di dalam dunia pariwisatadan perhotelan. Di samping itu, terdapat petunjuk pemakaian secara singkat., daftar pustaka, dan daftar tipe pesawat terbang dan kode perusahaan penerbangan   
(6)   Kamus Pertanian. 1993. Sjamsoe’oed Sadjad, Jakarta: Grasindo. XIII, 173 halaman; 21 cm
Aspek yang dibicarakan dalam kamus ini meliputi budidaya tanaman, sosial-ekonomi-politik pertanian, dan biologi-biokimia. Teknologi pertanian yang dikhususkan dalam istilah yang berhubungan dengan pengelolaan tanaman. Kamus ini terdiri dari 1350 entri yang susunannya berdasarkan KBB, tetapi penyusunannya merupakan perpaduan antara penulisan kamus dan glosari dengan penekanan lebih memberikan suatu pengertian terhadap istilah. Istilah yang dikumpulkan dalam kamus ini berupa nomina, verba, adjektiva, proses, serapan bahasa asing, karena sama pembaca adalajh sekolah menengah atau perguruan tinggi, maka pengertian yang diberikan bersifat sederhana dan umum. 
(7)   Kamus istilah lingkungan. 1994. Imam Hendargo Ismoyo dan Rijaluzzaman. Penyunting. Jakarta: Bina Reka Pariwara. 206 halaman; 21 cm
Kamus ini merupakan rangkuman istilah yang bersumber dari berbagai peraturan perundang-undangan., istilah baku dari beberapa disiplin ilmu pengetahuan serta dari beberapa sumber lain. Batasan istilah baku yang termuat dalam lingkup disiplin pengetahuan lingkungan tampaknya memang cenderung begitu luas, mengingat pengetahuan lingkungan mencangkup disiplin seperi biologi, geografi, ekonomi, dan kimia. Di samping itu, setiap tema didefinisikan secara jelas. Kamus ini terdiri dari 1.132 entri dan ada beberapa entri yang disertai dengan istilah asingnya. Ada beberapa pula yang istilah (di dalam tanda kurung) yang menjelaskan bahwa kata tersebut dipakai dalam bidang umbuhan. Kamus ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya kalangan mahasiswa, birokrat, pengusaha, dan lembaga swadaya masyarakat dalam upaya meningkatkan pengetahuan dalam bidang lingkungan hidup.

V.          Bentuk – Bentuk Kata
1.      Kata asal atau kata dasar :
Adalah kata yang belum pernah mengalami perubahan dalam bentuk apapun misalnya, perubahan penambahan, pengulangan digabungkan ataupun dirubah.
Contoh : Buku, Rumah
Kata asal yang mengalami morfologi sesuai dengan kebutuhan dan keadaan misalnya: perbukuan, buku-buku dan lainnya.
Bentuk kata dasar yang ditinjau dari jumlah suku katanya:  
a.       Kata dasar bersuku satu contoh : Bom, Hal
b.      Kata dasar bersuku dua contoh : Ba-ik, Be-nar
c.       Kata dasar bersuku tiga contoh : Ba-ha-ya, Ca-ha-ya
d.      Kata dasar bersuku empat contoh : Pi-ra-mi-da
2.      Kata Jadian atau kata turunan : adalah kata yang sudah mengalami perubahan kata berupa pengulangan, pengimbuhan, kata sisipan. 
Contoh : Berumah, perumahan
Kata jadian ini dapat berupa :
(a). Kata Ulang
Akibat perulangan kata dasar
Contoh : rumah-rumah        
(b). Kata Berimbuhan
Kata dasar yang mendapat imbuhan.
Contoh : menggambar, mendapat imbuhan meng- dari kata dasar gambar.
(c). Kata Majemuk
Gabungan dua kata atau lebih yang membuat satu kesatuan arti kata majemuk, gabungan kata  tersebut membentuk arti kata baru.
Contoh : Sapu tangan
Sapu adalah alat untuk membersihkan lantai
Tangan adalah anggota tubuh untuk meraba
Sapu Tangan adalah kain yang digunakan tangan untuk membersihkan

1 komentar: