I.
Pengertian Kata
Pengertian Kata secara sederhana adalah
sekumpulan huruf yang mempunyai arti, namun menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
Kata juga dapat diartikan sebagai sederetan
huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti. Kata merupakan satuan terkecil
yang dapat dinyatakan dalam bentuk bebas.
II.
Makna Kata
Makna kata (Semantik) memiliki pengertian
yang sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengatakan bahwa istilah makna
merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu
menyatu pada tuturan maupun kalimat.
A.
Jenis Makna Kata
1.
Makna Leksikal adalah makna
kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata lainnya dalam sebuah struktur.
Contoh
: rumah, makan
2.
Makna Gramatikal adalah makna
batu yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan,
pemajemukan).
Contoh
: Berumah, makanan
3.
Makna Idiomatik : makna kata yang tidak mengandung makna leksikal dan
gramatikal tapi mengandung makna denotasi dan konotasi
Contoh dari idiom adalah bentuk membanting tulang
dengan makna ’bekerja keras’, meja hijau dengan makna ’pengadilan’.
B.
Relasi Makna
Relasi Makna adalah hubungan semantik yang
terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain.
Macam-macam relasi makna :
1. Sinonim : Kesamaan
makna.
Contoh : benar = betul
2. Antonim : Kebalikan Makna
(Lawan Kata)
Contoh : hidup x mati
3. Polisemi : mempunyai makna
lebih dari satu
Contoh : kata kepala : 1. kepala adalah bagian tubuh bagian
atas
2.
kepala yang menyatakan pimpinan
4. Homonim : bentuk tulisan,
cara baca sama, tapi maknanya beda
Contoh
: Diah bisa1 terkena bisa2 ular itu.
Bisa 1 bermakna dapat
Bisa 2 bermakna racun
5. Homofon : mempunyai
kesamaan bunyi, tapi bentuk ejaannya dan makna yang berbeda.
Contoh
: Bang = sebutan orang laki – laki
Bank = tempat
penyimpanan dan pengkreditan uang
6. Homograf : memiliki ejaan
yang sama, tetapi ucapan dan makna beda
Contoh
: Apel : buah
Apel : rapat, pertemuan
7. Hiponim : kata yang masih
umum
Contoh
: buah apel
8. Hipernim : kata yang khusus
Contoh : buah apel merah
C.
Perubahan Makna
1.
Perluasan (generalisasi) :
perubahan makna dari yang khusus menjadi yang lebih umum.
Contoh
: Bapak = panggilan untuk orang laki-laki yang lebih tua
2.
Penyempitan (Spesalisasi) :
perubahan makna dari yang umum menjadi yang lebih khusus
Contoh
: Sarjana = lulusan perguruan tinggi
3.
Peninggian Makna (Ameliorasi) :
perubahan makna menjadi makna yang leih tinggi atau halus
Contoh : Putra : kedudukannya
lebih tinggi dari anak
4.
Penurunan makna (Peyorasi) :
perubahan makna menjadi yang lebih rendah atau kasar
Contoh
: Bini : panggilan yang lebih rendah dari istri
5.
Persamaan (Asosiasi) :
perubahan makna akibat persamaan makna lama dengan makna yang baru
Contoh
: Bunga = gadis yang cantik
Amplop = uang sogok
6.
Pertukaran (Sinestesia) :
perubahan makna karena pertukaran tanggapan dua indra sekaligus
Contoh
: Wajahnya manis sekali. Wajahnya : indra pengelihatan
Manis
sekali : indra pengecap
III. Diksi (Pemilihan Kata)
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan –
ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.
Diksi syarat-syarat untuk menghasilkan
cerita yang menarik, sebagai berikut :
a.
Ketetapan dalam pemilihan kata
dalam menyampaikan gagasan
b.
Pengarang harus memiliki
kemampuan dalam membedakan secara tepat makna, sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai
rasa pembaca.
c.
Menguasai berbagai macam
kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas,
efektif dan efisien.
IV.
Macam-macam dan Penggunaan Kamus
Penggunaan
Kamus diantaranya digunakan untuk :
2.
Memberikan informasi mengenai
makna kata, ejaan dan ucapan
3.
memberikan informasi tentang
penggunaan baca formal dan non-formal, ungkapan kata asing yang ada kesamaan
dengan bahasa Indonesia,
kata ganti diri, singkatan dan obsesi.
Macam
Kamus :
(1)
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Edisi Kedu. 1993. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. XXXIII, 1277 halaman; 26 cm
Sehubungan dengan paparan sekilas tentang
kamus umum, pengajar sudah dapat memberikan gambaran tentang kosakata yang
dicakup dalam kamus umum.
Contoh :
(2)
Kamus Pendidikan Pengajaran dan
Umum. 1994. Oleh Salinan dan Sudarsono. Jakarta:
Rineka Cipta. VI. 283 halaman; 21 cm.
Kamus ini telah memuat bidang pendidikan dan
pengajaran. Berkaitan dengan itu, penulis kamus ini telah menyajikan
istilah-istilah yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran dan umum.
Istilah-istilah yang tersaji itu disusun dengan system alfabetis yang
didefinisikan secarasingkat dan padat. Selain itu, istilah yang tercangkup
dalam kamus ini terdiri atas singkatan, akronim, dan kata yang berkaitan dengan
bahasa daerah, Indonesia,
dan asing.
Kamus pendidikan pengajaran dan umum kita pakai
sebagai rujukan apaila siswa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah
pendidikan pengajaran dan umum. Hal ini jangan sampai terjadi masalah
pendidikan kita kaitkan dengan masalah umum.
(3)
Kamus Antologi. 1985. Ariyono
Suyono dan Aminuddin Siregar. Jakarta:
Akademika Presindo. VI, 454 halaman; 21 cm
Kamus yang terdiri dari 3200 entri istilah
ini cangkupannya cukup luas yakni, pertanian, agama, sejarah dan politik.
Beberapa tokoh antropologi juga termuat dalam buku ini. Istilah yang digunakan
meliputi berbagai bahasa dari beragama golongan etnis. Di samping itu,
tokoh-tokoh seperti tokoh antropologi, tokoh politik, dan tokoh sejarahjuga
terdapat dalam kamus ini. Kamus ini disusun berdasarkan kata demi kata,
sedangkan istilah yang berasal dari bahasa inggris atau bahasa asing lainnya
diletakkan dalam tanda kurung.
(4)
Kamus Istilah Sastra. 1990.
Panuti Sudjiman. Jakarta:
UI Prees. XIII. 94 halaman; 23 cm.
Istilah yang terhimpun lebih kurang 1000
entri istilah dalam pengkajian prosa, puisi, drama, teori, sejarah, dan kritik
sastra. Dalam hal drama, istilah yang berkenaan dengan pementasan tidak
disertakan. Beberpa istilah Filologi tercakup dalam kamus ini dengan
pertimbangan bahwa filologi ditampilkan dengan sastra lama. Sejumlah istilah
linguistik yang relevan juga dimuat. Istilah yang ditampilkan dalam urutan
abjad. Jika sebuah istilah memiliki sinonim, batasan atau uraian singkat
mengikuti istilah yang memiliki sinonim, batasan menurut abjad muncul lebih
dahulu. Sinonim dan antonim jika dianggap perlu, dicatat untuk memudahkan rujuk
silang, misalnya, aliterasi, dan uraian.
(5)
Kamus Pariwisata dan
Perhotelan. 1992. Kodhyat dan Ramini. Jakarta:
Grasindo. XI, 145 halaman; 21 cm
Kamus ini memuat istilah dari singkatan yang
digunakan dalam dunia parawisata dan perhotelan berisi lebih kurang 1.500 entri
disusun dengan system alphabet dan tiap-tiap entri diberi makna singkat dan
padat serta apabila ada padanannya dalam bahasa Indonesia, diletakkan dalam kurung.
Kamus ini diperuntukkan bagi siswa SMP, siswa SMEA jurusan perjalanan wisata,
mahasiswa akademi perhotelan, dan orang yang berkecimpung di dalam dunia
pariwisatadan perhotelan. Di samping itu, terdapat petunjuk pemakaian secara
singkat., daftar pustaka, dan daftar tipe pesawat terbang dan kode perusahaan penerbangan
(6)
Kamus Pertanian. 1993.
Sjamsoe’oed Sadjad, Jakarta:
Grasindo. XIII, 173 halaman; 21 cm
Aspek yang dibicarakan dalam kamus ini
meliputi budidaya tanaman, sosial-ekonomi-politik pertanian, dan
biologi-biokimia. Teknologi pertanian yang dikhususkan dalam istilah yang
berhubungan dengan pengelolaan tanaman. Kamus ini terdiri dari 1350 entri yang
susunannya berdasarkan KBB, tetapi penyusunannya merupakan perpaduan antara
penulisan kamus dan glosari dengan penekanan lebih memberikan suatu pengertian
terhadap istilah. Istilah yang dikumpulkan dalam kamus ini berupa nomina,
verba, adjektiva, proses, serapan bahasa asing, karena sama pembaca adalajh
sekolah menengah atau perguruan tinggi, maka pengertian yang diberikan bersifat
sederhana dan umum.
(7)
Kamus istilah lingkungan. 1994.
Imam Hendargo Ismoyo dan Rijaluzzaman. Penyunting. Jakarta: Bina Reka Pariwara. 206 halaman; 21
cm
Kamus ini merupakan rangkuman istilah yang
bersumber dari berbagai peraturan perundang-undangan., istilah baku dari beberapa disiplin
ilmu pengetahuan serta dari beberapa sumber lain. Batasan istilah baku yang termuat dalam
lingkup disiplin pengetahuan lingkungan tampaknya memang cenderung begitu luas,
mengingat pengetahuan lingkungan mencangkup disiplin seperi biologi, geografi,
ekonomi, dan kimia. Di samping itu, setiap tema didefinisikan secara jelas.
Kamus ini terdiri dari 1.132 entri dan ada beberapa entri yang disertai dengan
istilah asingnya. Ada
beberapa pula yang istilah (di dalam tanda kurung) yang menjelaskan bahwa kata
tersebut dipakai dalam bidang umbuhan. Kamus ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat khususnya kalangan mahasiswa, birokrat, pengusaha, dan lembaga
swadaya masyarakat dalam upaya meningkatkan pengetahuan dalam bidang lingkungan
hidup.
V.
Bentuk – Bentuk Kata
1.
Kata asal atau kata dasar :
Adalah kata yang belum pernah mengalami perubahan dalam bentuk
apapun misalnya, perubahan penambahan, pengulangan digabungkan ataupun dirubah.
Contoh
: Buku, Rumah
Kata asal yang mengalami morfologi sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan misalnya: perbukuan, buku-buku dan lainnya.
Bentuk kata dasar yang ditinjau dari jumlah suku katanya:
a.
Kata dasar bersuku satu contoh
: Bom, Hal
b.
Kata dasar bersuku dua contoh :
Ba-ik, Be-nar
c.
Kata dasar bersuku tiga contoh
: Ba-ha-ya, Ca-ha-ya
d.
Kata dasar bersuku empat contoh
: Pi-ra-mi-da
2.
Kata Jadian atau kata turunan :
adalah kata yang sudah mengalami perubahan kata berupa pengulangan,
pengimbuhan, kata sisipan.
Contoh
: Berumah, perumahan
Kata
jadian ini dapat berupa :
(a).
Kata Ulang
Akibat
perulangan kata dasar
Contoh
: rumah-rumah
(b). Kata Berimbuhan
Kata
dasar yang mendapat imbuhan.
Contoh
: menggambar, mendapat imbuhan meng- dari kata dasar gambar.
(c).
Kata Majemuk
Gabungan
dua kata atau lebih yang membuat satu kesatuan arti kata majemuk, gabungan
kata tersebut membentuk arti kata baru.
Contoh
: Sapu tangan
Sapu
adalah alat untuk membersihkan lantai
Tangan
adalah anggota tubuh untuk meraba
Sapu
Tangan adalah kain yang digunakan tangan untuk membersihkan
Ok
BalasHapus