Menimbun
/ memonopoli adalah tindakan menyimpan harta, manfaat atau jasa dan
enggan menjual dan memberikannya kepada orang lain, yang mengakibatkan
melonjaknya harga pasar secara drastis disebabkan persediaan terbatas atau stok
barang hilang sama sekali dari pasar, sedangkan masyarakat, Negara atau pun
hewan memerlukan produk, manfaat atau jasa tersebut.
Secara esensi definisi di atas sama, dan dapat difahami bahwa iktikar yaitu:
1. Membeli barang ketika harga mahal.
2. Menyimpan barang tersebut sehingga kurang persediaannya di pasar.
3. Kurangnya persediaan barang membuat permintaan naik dan harga juga naik.
4. Penimbun menjual barang yang di tahannya ketika harga telah melonjak.
5. Penimbunan barang menyebabkan rusaknya mekanisme pasar.
Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW:
Secara esensi definisi di atas sama, dan dapat difahami bahwa iktikar yaitu:
1. Membeli barang ketika harga mahal.
2. Menyimpan barang tersebut sehingga kurang persediaannya di pasar.
3. Kurangnya persediaan barang membuat permintaan naik dan harga juga naik.
4. Penimbun menjual barang yang di tahannya ketika harga telah melonjak.
5. Penimbunan barang menyebabkan rusaknya mekanisme pasar.
Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ
سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَافِعِ بْنِ
نَضْلَةَ الْعَدَوِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحْتَكِرُ إِلَّا خَاطِئٌ مَرَّتَيْنِ
(Darimi - 2431) Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Khalid telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim dari Sa'id bin Al Musayyab dari Ma'mar bin Abdullah
bin Nafi' bin Nadhlah Al 'Adawi, ia berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak menimbun kecuali ia akan berdosa." Beliau mengucapkan hingga dua kali.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ
عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ سَالِمٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدِ بْنِ
جُدْعَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْجَالِبُ مَرْزُوقٌ وَالْمُحْتَكِرُ مَلْعُونٌ
(Darimi - 2432) Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Yusuf dari Israil dari Ali bin Salim
dari Ali bin Zaid bin Jud'an dari Sa'id bin Al Musayyab dari Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
beliau bersabda: "Semoga seorang Importir akan mendapatkan rizqi dan orang yang menimbun semoga
dilaknat."
Artinya
:
“Dari
Ma’mar Bin Abdullah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:” Tidaklah orang
yang menimbun barang (monopoli) kecuali orang yang bersalah”(HR Muslim).
Dari hadist di atas kata Al-Ihtikar
yaitu orang yang membeli makanan dan kebutuhan pokok masyarakat untuk dijula
kembali, namun ia menimbun (menyimpan) untuk menunggu kenaikan harga. Ini
merupakan pengertian secara terminologi. Monopoli adalah membeli barang
perniagaan untuk didagangkan kembali dan menimbunnya agar keberadaaannya
sedikit dipasar lalu harganya naik dan tinggi bagi si Pembeli.
Para ulama membegi monopoli kedalam
dua jenis :
1. Monopoli yang haram, yaitu monopoli
pada makanan pokok masyarakat, sabda Rasulullah, Riwayat Al-Asram dari Abu
Umamah :
أَنْ النبيُ صَلى الله عَليهِ وسلم نهَى أنْ يَحْتكِرُ الطٌعَا مَ
Artinya:
“Nabi SAW melarang monopoli makanan”
2. Monopoli
yang diperbolehkkan, yaitu pada suatu yang bukan kepentingan umum, seperti:
minyak, lauk pauk, madu, pakaian, hewan ternak, pakan hewan.Sehubungan dengan
celaan melakukan penimbunan ini, telah disebutkan sejumlah hadis diantaranya:
- Hadits Umara dari Nabi SAW
- Hadits Umara dari Nabi SAW
مَنْ احْتَكَرَ عَلى لمُسْلِمِيْنَ طَعَامُهُمْ ضَرَبَهُ اللهُ بِل اجُذام ِ وَالاِ فْلاَ سِ
Artinya: “Siapa menimbun makanan kaum muslimin, niscaya Allah akan menimpakan penyakit dan kebangkrutan kepadanya.”
- Diriwayatkan Ibnu Majah dengan Sanad Hasan
اَجَالْ لِبُ مَرْزُوْقُ وَالمُحْتَكِرُمَلْعُوْنُ
Artinya : “Orang
yang mendatangkan barang akan diberi rezeki dan orang yang menimbun akan
dilaknat”
- Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW
مَنِ احْتَكَرَ حُكْرَة
ً يُرِيْدُ أنْ يُغَالِيَ بِهَاعَلَى ا لمُسْلِمِيْنَ فَهُوَ خَطِئَُ
Artinya: “Barang
siapa yang menimbun barang terhadap kaum muslimin agar harganya menjadi mahal,
maka ia telah melakukan dosa.”
-
Dari ibnu Umar, dari Nabi SAW:
مَنْ احْتَكَرَ طَعَمًا
أرْبَعِيْنَ لَيْلة فَقَدْبَرِىءَ مِنَ
اللهَ وَبَرِى ءَ مِنْهُ
Artinya: “Siapa yang menimbun
makanan selama empat puluh malam sungguh ia telah terlepas dari Allah dan Allah
berlepas dari padanya.”
Para Ahli fiqih (dikutip Drs.
Sudirman, M.MA) berpendapat menimbun barang diharamkan dengan syarat:
1.
Barang yang ditimbun melebihi kebutuhan atau dapat
dijadikan persediaan untuk satu tahun.
2.
Barang yang ditimbun dalam usaha menungu saat harga
naik
3.
Menimbun itu dilakukan saat manusia sangat
membutuhkan.
HADIST MENIMBUN DAN
MEMONOPOLI
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ
سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَافِعِ بْنِ
نَضْلَةَ الْعَدَوِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحْتَكِرُ إِلَّا خَاطِئٌ مَرَّتَيْنِ
(Darimi - 2431) Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Khalid telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim dari Sa'id bin Al Musayyab dari Ma'mar bin Abdullah
bin Nafi' bin Nadhlah Al 'Adawi, ia berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak menimbun kecuali ia akan berdosa." Beliau mengucapkan hingga dua kali.
JALUR SANAD KE - 1
|
·
Nama Lengkap : Ma'mar bin
'Abdullah bin Nafi' bin Abi Ma'mar Nadlolah
·
Kalangan : Tabi'in kalangan biasa
·
Kuniyah :
·
Negeri semasa hidup : Madinah
·
Wafat :
|
|
||||||||||||||||
·
Nama
Lengkap : Sa'id bin Al Musayyab bin Hazan bin Abi Wahab bin 'Amru
·
Kalangan : Tabi'in kalangan tua
·
Kuniyah : Abu Muhammad
·
Negeri semasa hidup : Madinah
·
Wafat : 93 H
|
|
||||||||||||||||
·
Nama Lengkap : Muhammad bin
Ibrahim bin Al Harits bin Khalid
·
Kalangan : Tabi'in kalangan biasa
·
Kuniyah : Abu 'Abdullah
·
Negeri semasa hidup : Madinah
·
Wafat : 120 H
|
|
·
Nama Lengkap : Muhammad bin Ishaq
bin Yasar
·
Kalangan : Tabi'in kalangan biasa
·
Kuniyah : Abu Bakar
·
Negeri semasa hidup : Madinah
·
Wafat : 150 H
|
|
|||||||||||||||
·
Nama Lengkap : Ahmad bin Khalid
·
Kalangan : Tabi'ut Tabi'in
kalangan biasa
·
Kuniyah : Abu Sa'id
·
Negeri semasa hidup :
·
Wafat : 214 H
|
|
ANALISA MATAN
لَا يَحْتَكِرُ إِلَّا خَاطِئٌ
مَرَّتَيْنِ
Artinya : “Tidak menimbun kecuali ia akan berdosa." Beliau mengucapkan hingga dua kali.
Hadist Nabi:
حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ عَمْرٍو الْأَشْعَثِيُّ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحْتَكِرُ إِلَّا خَاطِئٌ قَالَ
إِبْرَاهِيمُ قَالَ مُسْلِم و حَدَّثَنِي بَعْضُ أَصْحَابِنَا عَنْ عَمْرِو بْنِ
عَوْنٍ أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ مَعْمَرِ بْنِ أَبِي
مَعْمَرٍ أَحَدِ بَنِي عَدِيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ بِمِثْلِ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ
عَنْ يَحْيَى
(Muslim –
3013 ) Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Amru Al Asy'ats telah
menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il dari Muhammad bin 'Ajlan dari
Muhammad bin 'Amru bin 'Atha dari Sa'id bin Musayyab dari Ma'mar bin Abdullah
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah
orang yang menimbun barang, melainkan ia berdosa karenanya." Ibrahim
berkata; Muslim berkata; dan telah menceritakan kepadaku sebagian sahabat kami
dari Amru bin Aun telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdullah dari Amru
bin Yahya dari Muhammad bin Amru dari Sa'id bin Musayyab dari Ma'mar bin Abu
Ma'mar salah seorang Bani Adi bin Ka'ab, dia berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda….kemudian dia menyebutkan hadits seperti
hadits Sulaiman bin Bilal, dari Yahya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar